Kamis, 26 November 2015




Jakarta - Balai Kota DKI menjadi salah satu lokasi favorit pendemo untuk menyampaikan aksi. Bagaimana reaksi Gubernur DKI Basuki T Purnama dengan kondisi seperti ini?

Selama ini, Balai Kota memang rutin disambangi pendemo. Seperti demo yang dilakukan oleh buruh terhadap penolakan PP No 78 Tahun 2015 tentang pengupahan, Kamis (26/11/2015). Meski PP ini dikeluarkan Presiden Jokowi, Balai Kota juga tak luput dari sasaran pendemo.

Sejak PP dikeluarkan, seringkali ada buruh atau organisasi lainnya yang berdemo di depan kantor Ahok, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Seperti yang terjadi pada hari ini.

Beberapa kali mencoba bertemu Ahok, massa buruh tak pernah berhasil. Ahok lebih memilih menyisir rancangan anggaran KUA-PPAS 2016 dengan memanggil dinas atau pejabat terkait ke kantornya.

Meski begitu, Ahok tetap mempersilakan massa berorasi menyampaikan aspirasinya. Sambil berguyon, ia meminta lagu yang diputar buruh adalah lagu yang enak didengar.

"Kalau mau masuk, ya masuk saja. Aku bilang, 'eh lagu dangdutnya yang enak ya'," seloroh Ahok.

Maklum saja, setelah berorasi, biasanya massa buruh akan dihibur dengan lagu-lagu dangdut yang membuat mereka berdendang sambil menggoyangkan badannya.

Ahok memilih tak berkomentar soal PP Pengupahan itu. Alasannya sederhana, aturan itu produk pemerintah pusat yang hanya bisa diikutinya karena menjadi sebuah ketetapan.

"Ya saya enggak mau komentar. Kamu tanya saja pemerintah pusat, presiden saja," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini. 

0 komentar:

Posting Komentar